Search

Rabu, 07 November 2018

Context Free Grammar (CFG)


Context Free Grammar



Context Free Grammar (CFG)/ Bahasa Bebas Konteks adalah sebuah tata bahasa dimana tidak terdapat pembatasan pada hasil produksinya, Contoh Pada aturan produksi :
                                                                      α → β
batasannya hanyalah ruas kiri (α) adalah sebuah simbol variabel. Sedangkan contoh aturan produksi yang termasuk CFG adalah seperti di bawah :
§  B → CDeFg
§  D → BcDe
Context Free Grammar ( CFG ) adalah tata bahasa yang mempunyai tujuan sama seperti halnya tata bahasa regular yaitu merupakan suatu cara untuk menunjukkan bagaimana menghasilkan suatu untai-untai dalam sebuah bahasa.

Latar Belakang Context Free Grammar ( CFG )
Terinspirasi dari bahasa natural manusia, ilmuwan-ilmuwan ilmu komputer yang mengembangkan bahasa pemrograman turut serta memberikan grammar (pemrograman) secara formal. Grammar ini diciptakan secara bebas-konteks dan disebut Context Free Grammar (CFG). Hasilnya, dengan pendekatan formal ini, kompiler suatu bahasa pemrograman dapat dibuat lebih mudah dan menghindari ambiguitas ketika parsing bahasa tersebut. Contoh desain CFG untuk parser, misal : B -> BB | (B) | e untuk mengenali bahasa  dengan hanya tanda kurung {‘(’,’)’} sebagai terminal-nya. Proses parsing adalah proses pembacaan string dalam bahasa sesuai CFG tertentu, proses ini harus mematuhi aturan produksi dalam CFG tersebut


Parsing
Context Free Grammar ( CFG ) menjadi dasar dalam pembentukan suatu parser/proses analisis sintaksis. Bagian sintaks dalam suatu kompilator kebanyakan di definisikan dalam tata bahasa bebas konteks. Pohon penurunan ( derivation tree/parse tree) berguna untuk menggambarkan simbol-simbol variabel menjadi simbol-simbol terminal setiap simbol variabel akan di turunkan menjadi terminal sampai tidak ada yang belum tergantikan.
Contoh, terdapat CFG dengan aturan produksi sebagai berikut dengan simbol awal S :
§  S → AB
§  A → aA | a
§  B → bB | b
Maka jika ingin dicari gambar pohon penurunan dengan string : ‘aabbb’ hasilnya adalah seperti di bawah :
Context Free Grammar (CFG) - Parse Tree
Proses penurunan / parsing bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
§  Penurunan terkiri (leftmost derivation): simbol variabel terkiri yang di perluas terlebih dahulu.
§  Penurunan terkanan ( rightmost derivation ) : simbol variabel terkanan yang diperluas terlebih dahulu.
Misal : Grammar sbb :
§  S → aAS | a
§  A → SbA | ba
Untuk memperoleh string ‘aabbaa’ dari grammar  diatas dilakukan dengan cara :
§  Penurunan terkiri: S => aAS => aSbAS => aabAS => aabbaS => aabbaa
§  Penurunan terkanan : S => aAS => aAa => aSbAa => aAbbaa => aabbaa
Contoh Lain:
Diketahui grammar G = {I → H | I H | IA,  H → a| b | c | … |z,  A → 0 | 1 | 2| …|9}
dengan I adalah simbol awal.Berikut ini kedua cara analisa sintaks untuk string x23b.
Derivasi dan Parsing

Ambiguitas
Ambiguitas terjadi bila terdapat lebih dari satu pohon penurunan yang berbeda untuk memperoleh suatu string.
Misalkan terdapat tata bahasa sebagai berikut :
§  S → A | B
§  A → a
§  B → a
Untuk memperoleh untai ‘a’ bisa terdapat dua cara penurunan sebagai berikut :
§   S => A => a
§   S => B => a
 Contoh ambiguitas lain:
Diketahui grammar G = {S → SOS|A ,  O → *|+,   A → 0|1|2|…|9}
String : 2*3+7 mempunyai dua pohon sintaks berikut  :
             


Sebuah string yang mempunyai lebih dari satu pohon sintaks disebut string ambigu(ambiguous). Grammar yang menghasilkan paling sedikit sebuah string ambigu disebut grammar ambigu.


https://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/06/16/tbo-context-free-grammar-cfg/


Regular Grammar


Regular Grammar



Anggota alfabet dinamakan simbol terminal.
Kalimat adalah deretan hingga simbol-simbol terminal.
Bahasa adalah himpunan kalimat-kalimat. Anggota bahasa bisa tak hingga kalimat.
Simbol-simbol berikut adalah simbol Terminal :
  •  huruf kecil, misalnya : a, b, c, 0, 1, ..
  • simbol operator, misalnya : +,-, dan x
  •  simbol tanda baca, misalnya : (, ), dan ;
  • string yang tercetak tebal, misalnya : if ,then, dan else.

Simbol-simbol berikut adalah simbol non terminal /Variabel :
  •  huruf besar, misalnya : A, B, C
  •  huruf S sebagai simbol awal
  • string yang tercetak miring, misalnya : expr 

Huruf yunani melambangkan string yang tersusun atas simbol-simbol terminal atau simbol-simbol non terminal atau campurankeduanya, misalnya : α,β dan γ
Sebuah produksi dilambangkan sebagai α→β, artinya : dalamsebuah derivasi dapat dilakukan penggantian simbol α  dengan simbol β.
Derivasi adalah proses pembentukan sebuah kalimat atausentensial. Sebuah derivasi dilambangkan sebagai : α ═> β
Sentensial adalah string yang tersusun atas simbol-simbol terminalatau simbol-simbol non terminal atau campuran keduanya.
Kalimat adalah string yang tersusun atas simbol-simbol terminal.Kalimat adalah merupakan sentensial, sebaliknya belum tentu..


            Digunakan pada Teori Bahasa Otomata (Mesin abstrack yang menggunakan model matematika, tetapi menggunakan matematika yang benar-benar berbeda dengan matematika klasik dan kalkulus). Bahasa pemrograman yang menggunakan aturan sintaktik bahasa regular ini antara lain: Javascript & Perl.  Dalam hierarki-bahasa Chomsky, grammar regular adalah grammar paling restriktif yang dapat membangkitkan sebuahkalimat. Dalam hierarki tersebut, grammar regular mempunyai kemampuan pembangkitan  kalimat yang sangat minimal karena: 
  1. Sisi kiri hanya boleh berisi sebuah nonterminal, 
  2. Sisi kanan dalam setiap aturan produksinya hanya boleh berisi satu nonterminal, dan posisinya hanya boleh berada di akhir atau sisi kanan rangkaian. 

Grammar G didefinisikan sebagai pasangan 4 tuple : V, V, S, dan P, dan dituliskan sebagai G(V, V, S, P), dimana :

V         : himpunan  simbol-simbol  terminal  (alfabet) àkamus
V         : himpunan simbol-simbol non terminal
SÎV    : simbol awal (atau simbol start)
P          : himpunan produksi

Contoh :

1.  G1 :  VT = {I,  Love, Miss, You}, V = {S,A,B,C},
P = {S ® ABC, A®I, B®Love | Miss, C®You}
S Þ ABC
  ÞIloveYou
L(G1)={IloveYou, IMissYou}

2. . G2 :  VT = {a}, V = {S}, P = {S ® aS½a}  
S Þ aS
  Þ aaS
  Þ aaa                    L(G2) ={an ½ n ≥ 1}
            L(G2)={a, aa, aaa, aaaa,…}

Klasifikasi Chomsky

            Berdasarkan komposisi bentuk ruas kiri dan ruas kanan produksinya (a®b), Noam Chomsky mengklasifikasikan 4 tipe grammar :

1.      Grammar tipe ke-0 : Unrestricted Grammar (UG)
Ciri : a, bÎ (V½V)*, ïaï> 0
2.                  Grammar tipe ke-1 : Context Sensitive Grammar (CSG)
Ciri : a, bÎ (V½V) *, 0 <ïaï£ïbï
3.                  Grammar tipe ke-2 : Context Free Grammar (CFG)
Ciri : aÎ V, bÎ (V½V)*
4.                  Grammar tipe ke-3 : Regular Grammar (RG)
Ciri : aÎ V, bÎ {V, VV} atau aÎ V, bÎ {V, VV}

Tipe sebuah grammar (atau bahasa) ditentukan dengan aturan sebagai berikut :

A language is said to be type-i (i = 0, 1, 2, 3) language if it can be specified by a type-i grammar but can’t be specified any type-(i+1) grammar.

Contoh Analisa Penentuan Type Grammar

1.      Grammar G dengan P = {S ® aB, B ® bB, B ® b}.

Ruas kiri semua produksinya terdiri dari sebuah V maka G kemungkinan tipe CFG atau RG. Selanjutnya karena semua ruas kanannya terdiri dari sebuah V atau string VV maka G adalah RG(3).

2.                  Grammar G dengan P = {S ® Ba, B ® Bb, B ® b}.

Ruas kiri semua produksinya terdiri dari sebuah V maka G kemungkinan tipe CFG atau RG. Selanjutnya karena semua ruas kanannya terdiri dari sebuah V atau string VV maka G adalah RG(3).

3.                  Grammar G dengan P = {S ® Ba, B ® bB, B ® b}.
Ruas kiri semua produksinya terdiri dari sebuah V maka G kemungkinan tipe CFG atau RG. Selanjutnya karena ruas kanannya mengandung string VV (yaitu bB) dan juga string VV (Ba) maka G bukan RG, dengan kata lain G adalah CFG(2).

4.      Grammar G dengan P = {S ® aAb, B ® aB}.

Ruas kiri semua produksinya terdiri dari sebuah V maka G kemungkinan tipe CFG atau RG. Selanjutnya karena ruas kanannya mengandung string yang panjangnya lebih dari 2 (yaitu aAb) maka G bukan RG, dengan kata lain G adalah CFG.

5.                  Grammar G dengan P = {S ® aA, S ® aB, aAb ® aBCb}.
Ruas kirinya mengandung string yang panjangnya lebih dari 1 (yaitu aAb) maka G kemungkinan tipe CSG atau UG. Selanjutnya karena semua ruas kirinya lebih pendek atau sama dengan ruas kananya maka G adalah CSG.
 6.      Grammar G dengan P = {aS ® ab, SAc ® bc}.
 Ruas kirinya mengandung string yang panjangnya lebih dari 1 maka G kemungkinan tipe CSG atau UG. Selanjutnya karena terdapat ruas kirinya yang lebih panjang daripada ruas kananya (yaitu SAc) maka G adalah UG.

Derivasi Kalimat dan Penentuan Bahasa

Tentukan bahasa dari masing-masing gramar berikut :

1.      G dengan P = {1. S ® aAa,  2. A ® aAa,  3. A ® b}.

Jawab :
Derivasi kalimat terpendek :                     Derivasi kalimat umum :
S Þ aAa   (1)                                            S Þ aAa                     (1)
   Þ aba     (3)                                              Þ aaAaa                  (2)
                                                                                  ¼
                                                                                Þ aAa           (2)
                                                                                Þ aba            (3)

Dari pola kedua kalimat disimpulkan : L(G) = { aba½ n ³ 1}

2.      G dengan
P = {1. S ® aS,  2. S ® aB,  3. B ® bC,  4. C ® aC,  5. C ® a}.

Jawab :

Derivasi kalimat terpendek :                     Derivasi kalimat umum :
S Þ aB     (2)                                            S Þ aS                        (1)
  Þ abC     (3)                                                ¼
  Þ aba      (5)                                                         Þ aS             (1)     
                                                                                Þ aB             (2)
                                                                                Þ abC           (3)
                                                                                Þ abaC         (4)
                                                                                  ¼
                                                                                Þ abaC         (4)
                                                                                Þ aba            (5)

Dari pola kedua kalimat disimpulkan : L(G)={aba½n ³1, m³1}

3.                  G dengan
P = {1. S ® aSBC,  2. S ® abC,  3. bB ® bb,  
4. bC ® bc,  5. CB ® BC,  6. cC ® cc}.
Jawab :
Derivasi kalimat terpendek 1:                   Derivasi kalimat terpendek 3 :
S Þ abC   (2)                                            S Þ aSBC                  (1)
  Þ abc      (4)                                              Þ aaSBCBC           (1)
Derivasi kalimat terpendek 2 :                    Þ aaabCBCBC       (2)
S Þ aSBC            (1)                                              Þ aaabBCCBC       (5)
  Þ aabCBC         (2)                                              Þ aaabBCBCC       (5)
  Þ aabBCC         (5)        aabcBC (4)        Þ aaabBBCCC       (5)
  Þ aabbCC          (3)                                              Þ aaabbBCCC        (3)
  Þ aabbcC           (4)                                              Þ aaabbbCCC         (3)
  Þ aabbcc            (6)                                              Þ aaabbbcCC          (4)
                                                                                 Þ aaabbbccC           (6)
                                                                                 Þ aaabbbccc            (6)

Dari pola ketiga kalimat disimpulkan : L (G) = { abc½ n ³ 1}

Menentukan Grammar Sebuah Bahasa

1.      Tentukan sebuah gramar regular untuk bahasa L = { a½ n ³ 1}

Jawab :

P(L) = {S ® aS½a}

2.      Tentukan sebuah gramar bebas konteks untuk bahasa :
L : himpunan bilangan bulat non negatif ganjil

Jawab :

Langkah kunci : digit terakhir bilangan harus ganjil.

Vt={0,1,2,..9}
Vn ={S, G,J}
P={SàHT|JT|J; TàGT|JT|J; Hà2|4|6|8; Gà0|2|4|6|8;Jà1|3|5|7|9}

P={SàGS|JS|J;  Gà0|2|4|6|8;Jà1|3|5|7|9}

Buat dua buah himpunan bilangan terpisah : genap (G) dan ganjil (J)
P(L) = {S ® J½GS½JS,  G ® 0½2½4½6½8,  J ® 1½3½5½7½9}


3.                  Tentukan sebuah gramar bebas konteks untuk bahasa :
B.     L = himpunan semua identifier yang sah menurut bahasa pemrograman Pascal dengan batasan : terdiri dari simbol huruf kecil dan angka, panjang identifier boleh lebih dari 8 karakter

Jawab :

Langkah kunci : karakter pertama identifier harus huruf.
Buat dua himpunan bilangan terpisah : huruf (H) dan angka (A)

SàHT|H;TàHT|AT|H|A; Hàa|..|z; Aà0|..|9
P(L) = {S ® H½HT, T ® AT½HT½H½A,  
H ® a½b½c½…,  A ® 0½1½2½…}

4.                  Tentukan gramar bebas konteks untuk bahasa
L(G) = {ab½n,m ³ 1, n ¹ m}

Jawab :

Langkah kunci : sulit untuk mendefinisikan L(G) secara langsung. Jalan keluarnya adalah dengan mengingat bahwa x ¹ y berarti x > y atau x < y.
L = LÈ L,  L ={ab½n  > m ³ 1}, L = {ab½1 £ n  < m}.
P(L) = {A ® aA½aC, C ® aCb½ab}, Q(L) = {B ® Bb½Db, D® aDb½ab}
P(L) = {S® A½B, A ® aA½aC, C ® aCb½ab, B ® Bb½Db, D® aDb½ab}

5.                  Tentukan sebuah gramar bebas konteks untuk bahasa :
L = bilangan bulat non negatif genap. Jika bilangan tersebut terdiri dari dua digit atau lebih maka nol tidak boleh muncul sebagai digit pertama.

Jawab :

Langkah kunci : Digit terakhir bilangan harus genap. Digit pertama tidak boleh nol. Buat tiga himpunan terpisah : bilangan genap tanpa nol (G), bilangan genap dengan nol (N), serta bilangan ganjil (J).
P(L) = {S ® N½GA½JA, A ® N½NA½JA, G® 2½4½6½8,  
N® 0½2½4½6½8, J ® 1½3½5½7½9}